Kisah Pengembaraan Barrack Obama
Judul Buku : Barrack Hussein Obama; Kandidat Presiden Amerika yang Punya
”Muslim Connection”
Penulis : Anwar Holid
Penerbit : Mizania
Cetakan : Pertama, Februari 2008
Tebal : 176 halaman
Buku ini merupakan cerita
tentang kehidupan Barrack Hussein Obama yang jiwa dan raganya melanglang buana.
Ia lahir di
Honolulu menghabiskan masa remaja sekaligus menamatkan pendidikan SLTA. Ia kemudian kuliah di Columbia University, New York
City dan sempat bekerja di bursa saham di Wall Street. Tahun 1985 Obama menjadi
community organizer di Chicago, lalu menamatkan pendidikan pasca sarjana di
Harvard Law School, Boston tahun 1991. Setelah itu Obama terjun ke politik dan
terpilih sebagai senator di Negara Bagian Illinois dan berkantor di Chicago
selama delapan tahun. Tahun 2005 terpilih sebagai senator di tingkat federal
mewakili Negara Bagian Illionois yang berkedudukan di Capitol Hill, Washington
DC.
Obama lahir 4 Agustus 1961
di Honolulu dari pernikahan dua warna kulit antara ayahnya, Barrack Hussein
Obama Senior yang kulit hitam asal Kenya, Afrika dengan ibunya, Ann Dunham yang
kulit putih asal Kansas City. Obama Senior orang Afrika pertama yang mendapat
beasiswa juga bertemu Ann Dunham di East West Center/University of Hawaii, Honolulu.
Setelah bercerai Ann Dunham menikah dengan pria Indonesia, Lolo Soetoro. Obama
tinggal di Jakarta selama 3,5 tahun sejak berusia enam tahun, yaitu pada 1967
dan sempat merasakan pendidikan di SD Fransiscus Assisi dan SDN 01 Menteng di
Jalan Besuki. Pasangan Lolo Soetoro-Ann Dunham dikaruniai seorang putri, Maya
Soetoro-Ng yang bersuamikan pria China dan menetap di Honolulu. Obama Senior di
Kenya menikah berulang kali, termasuk dengan seorang perempuan kulit putih lain
dan juga dengan beberapa perempuan lokal yang semuanya melahirkan saudara
saudara tiri Obama.
Alhasil keluarga besar Obama
merupakan sebuah paduan komunitas internasional yang lahir dari berbagai etnis
yang terbiasa hidup dengan mobilitas geografis serta sosial yang dinamis. Obama Senior berasal
dari Suku Luo-Luo yang terkemuka di Kenya. Ia adalah lulusan dua universitas
bergengsi di AS, university of Hawaii dan Harvard University, serta menjalani
karier birokrasi di negaranya yang penuh dengan gejolak politik. Ann Dunham
berpindah-pindah domisili sebanyak 13 kali di berbagai kota dan negara, termasuk
tinggal lama sekaligus bekerja sebagai peneliti di Indonesia negara yang amat
dia cintai.
Sebagai Tumpuan Harapan
Rekor Obama sebagai senator di Negara bagian Illinois sejatinya termasuk
biasa mirip dengan prestasi akademisnya. Ia terlibat aktif dalam perumusan
undang-undang, termasuk undang-undang reformasi kode etik (ethics reform bill) bagi
politisi yang merupakan sebuah langkah bersejarah karena merupakan yang pertama
kalinya ditulis dalam 25 tahun. Selama delapan tahun di Senat Negara Bagian
Illinois prestasi besar Obama yang diakui oleh kawan maupun lawan politiknya
adalah menggolkan program kesejahteraan sosial bagi rakyat miskin dan perluasan
program pendidikan anak. Sebagai senator di Washington DC Obama dikenal sebagai
ujung tombak yang tak pernah berhenti memperjuangkan berbagai undang-undang
tentang etika politik yang seringkali dicederai oleh berbagai skandal korupsi. Di
Senat (majelis tinggi kongres) Obama ikut menjadi anggota Komisi Hubungan Luar
Negeri, Komisi masalah masalah Veteran, kesehatan, pendidikan, buruh, dan
pensiunan, serta komisi Keamanan Dalam Negeri dan Masalah-masalah pemerintahan.
Ketika dilantik menjadi senator awal tahun 2005 Obama mulai menjadi
gunjingan di ibukota Washington DC. Banyak kalangan yang mulai menyebut karisma
dia mirip dengan yang pernah dimiliki John Fitzgerald Kennedy yang menjadi
presiden pada usia muda belia. Suaranya yang bariton, pidatonya yang fokus, bahasa
tubuhnya yang menarik, penguasaannya atas berbagai masalah naisonal, itulah
antara lain nilai-nilai plus yang membuat Obama disebut-sebut berpotensi
menjadi presiden. Oleh sebab itulah tidak ada yang terkejut tatkala Obama
mengumumkan secara resmi pencalonan diri untuk menjadi presiden awal tahun 2007.
Ketika Indonesia merasa dekat dengan obama karena dia pernah tinggal di
Jakarta. Sewaktu penyakit flu burung mewabah di Tahan Air, Obama merupakan
salah seorang senator yang ikut berjuang agar Senat menyetujui bantuan dana
pembasmian penyakit yang mematikan itu. Dalam pernyataannya Obama mengatakan
sangat mengenal kehidupan rakyat yang pada umumnya memelihara unggas di halaman
rumah sehingga risiko penularan virus flu burung sangat tinggi dan pemerintah
serta Senat AS wajib membantu rakyat Indonesia. Bahkan sampai kini Obama masih
tetap mengikuti secara cermat perkembangan politik, ekonomi, maupun sosial
Indonesia dan dalam kapasitas sebagai salah seorang anggota Komite Hubungan
Luar Negeri.
Tentu saja banyak dari kita berharap Obama memenangi dalam pemilihan presiden
tahun ini, baik sebagai presiden maupun wakil presiden. Karena jika Obama
terpilih pastilah akan dapat mengubah citra AS di Indonesia yang rusak akibat
Presiden George Bush. Ia bukan cuma merupakan sahabat lama bagi Indonesia, namun
mempunyai kemampuan moral serta politik untuk mempererat kembali hubugnan
antara berbagai kalangan masyarakat kedua negara yang terganggu akibat berbagai
kebijakan Presiden Bush yang kontroversial.
Buku ini membantu anda mengenal lebih jauh sosok Obama dengan penjelasan
yang terperinci dari sejak masih belum dikenal publik hingga akhirnya bisa
menjadi idola banyak orang di seantero belahan dunia.
Komentar