Benteng Vredeburg Yogyakarta; Museum Perjuangan
Benteng Vredeburg Tampak dari Depan |
Kota Yogyakarta adalah salah satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang
mempunyai peranan penting dalam perjalanan sejarah dalam merintis, mencapai, mempertahankan
dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting sebagai tonggak
sejarah terjadi di kota Yogyakarta. Sehingga bukan tidak beralasan apabila
Presiden Soekarno menyampaikan kesannya atas kota Yogyakarta bahwa “Yogyakarta
menjadi termashur oleh karena jiwa kemerdekaannya, hiduplah terus jiwa
kemerdekaan itu”.
Peristiwa bersejarah tersebut berjalan seiring dengan berputarnya roda sang
waktu yang selalu bergerak dalam kesatuan dimensi waktu. Saat ini, dan yang
akan datang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya merupakan akumulasi
dari gejolak jiwa jaman yang menggerakkan sejarah itu sendiri. Sejarah
senantiasa berjalan bersama dinamikanya yang kemudian menjadi ciri khusus dari
pembabakan.
Masa lalu, sekarang dan yang akan datang merupakan kesatuan rantai waktu
yang tak dapat dipisahkan. Di dalamnya terhadap hubungan sebab akitab yang erat,
dimana antara satu dengan yang lain saling kait-mengkait. Masa sekarang
merupakan produk masa lalu dan masa sekarang menjadi lampau bagi masa yang akan
datang. Demikian seterusnya.
Kejadian di masa lampau akan berlalu begitu saja tanpa makna apabila tidak
dapat dipentaskan kembali dalam bentuk apresiasi dan rekonstruksi. Dengan
begitu masa yang telah lalu menjadi guru yang terbaik bagi masa sesudahnya. Pemaknaan
kembali masa lampau melalui rekonstruksi sejarah ini merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pembentukan jati diri bangsa.
Adalah sebuah kesalahan besar apabila sejarah adalah omong kosong dan hal
yang penuh dengan kesia-siaan. Pendapat itu dipandang benar sejauh memandang
bahwa masa lalu adalah potret usang tanpa makna dan tak mampu bercerita apa-apa.
Patung Jenderal Soedirman |
Sejarah berjalan dengan berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya tanpa
mengesampingkan nilai positif dan negatifnya, merupakan sebuah pengalaman
kolektif yang sangat besar maknanya. Demikian pula yang terjadi dengan
perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Seluruh peristiwa yang terjadi di dalamnya
merupakan pengalaman kolektif bangsa Indonesia sebagai bagian dari Sejarah
Nasional Bangsa Indonesia. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa peristiwa-peristiwa
yang terjadi di daerah merupakan bagian dari kesatuan peristiwa nasional.
Lahirnya Kesultanan Yogyakarta, bersama dengan proses yang mendahuluinya, memulai
sejarah Yogyakarta. Berdirinya kerajaan Mataram oleh Penembahan Senopati di
Kota Gede, merupakan cikal bakal lahirnya Kasultanan Yogyakarta. sultan Agung
Harnyakrakusuma, nenek moyang raja-raja Kasultanan Yogyakarta telah memulai
menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah perjuangan dengan mengadakan
serangan terhadap Belanda di Batavia. Meski serangan tersebut gagal namun telah
mampu memudarkan mitos bahwa pribumi tidak harus menuruti kehendak bangsa Barat.
Terbukti perlawanan terhadap Belanda terus berlangsung bahkan makin gencar.
Sejarah dengan perkembangan yang terjadi menunjukkan, bahwa perjuangan
dengan otak akan lebih menjanjikan. Disamping itu resiko yang mungkin terjadi
relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan perjuangan dengan otot. Maka
dimulailah perjuangan melalui organisasi modern yang dimulai dengan berdirinya
Organisasi Budi Utomo. Meski demikian, kongresnya yang pertama berlangsung di
Yogyakarta.
Para Pejuang Kemerdekaan dalam Lukisan |
Makin matangnya janin nasionalisme yang dibidani oleh Budi Utomo, makin
hari makin tumbuh berkembang dengan pesatnya. Hingga terkristal dalam kongres
Pemuda yang berlangsung di Jakarta tahun 1928. Sebagai tindak lanjut dari hasil
kongres tersebut maka Jong Java mengadakan kongresnya di Yogyakarta di tahun
yang sama, demikian juga kaum perempuan Indonesia juga segera mengadakan
kongresnya yang pertama di Yogyakarta sebagai perwujudan proses perkembangan
nasionalisme Indonesia. Demikianlah, sejarah telah membuktikan bahwa Yogyakarta
banyak menyimpan masa silam yang besar artinya dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia.
Ketika masa awal kemerdekaan Indonesai tahun 1945, Yogyakarta tampil ke
permukaan mendukung berdirinya negara baru tersebut. Di bawah naungan kharisma
Sultan Hamengku Buwono IX, Yogyakarta sanggup berdiri di belakang RI. Hal itu
dibuktikan ketika ibukota RI dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Ketika itu
pula Yogyakarta tampil sebagai penjaga gawang terakhir Republik Indonesia. Peristiwa
kepahlawanan banyak terjadi di Kota Perjuangan ini.
Benteng Vredeburg: Museum Perjuangan Indonesia
Masa lalu dengan berbagai dinamikanya merupakan peristiwa bersejarah yang
besar artinya bagi generasi mendatang. Dengan demikian sungguh bukan hal yang
berlebihan apabila saya mengupas Benteng Vredeburg pada tulisan kali ini. Dengan
tujuan agar kita semua bisa mengenal lebih dekat peristiwa-peristiwa bersejarah
yang terangkung di tempat ini. Setidaknya Soekarno pernah bilang dalam sebuah
pidatonya agar tidak meninggalkan sejarah.
Di dalam Museum Benteng Vredeburg |
Benteng Vredeburg sendiri, di Yogyakarta berdiri sebagai tempat pengumpulan,
menyimpan, merawat, meneliti dan mengkomunikasikan benda-benda bukti material
perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang terkait dengan sejarah perjuangan
bangsa, yang dikenal lengkap dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Museum ini sangat strategis karena berada di pusat kota Yogyakarta. Oleh
sebab letak yang strategis ini maka kegiatan-kegiatan atau even-even besar, maupun
kegiatan rutin tahunan berskala baik nasional maupun regional banyak
diselenggarakan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Hal ini sebagai salah
satu wujud pelayanan Museum Vredeburg terhadap masyarakat di lingkungan
Yogykarta secara khusus.
Sesuai dengan visi Benteng Vredeburg, yaitu mewujudkan peran museum sebagai
sarana edukasi, pusat informasi, pengembangan ilmu dan pariwisata; meningkatkan
pemahaman sejarah masyarakat untuk mewujudkan ketahanan nasional dalam rangka
memperkokoh keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia; mewujudkan pelestarian
benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala untuk memperkokoh jati diri
bangsa; mewujudkan penyajian tata pameran benda-benda peninggalan sejarah
dengan nuansa edutainment; serta menyediakan sarana dan prasarana pengembangan
pembelajaran ilmu sejarah dan budaya pada umumnya.
Pada Mulanya
Sebelum dibangun benteng pada lokasinya yang sekarang, Museum Benteng
Vredeburg Yogyakarta, atas permintaan Belanda, Sultan HB I telah membangun
sebuah benteng yang sangat sederhana berbentuk bujur sangkar. Di keempat
sudutnya dibuat tempat penjagaan yang disebut seleka. Benteng tersebut
keadaannya sangat sederhana. Tembok dari tanah yang diperkuat dengan tiang-tiang
penyangga dari kayu pohon kelapa. Bangunan di dalamnya terdiri atas bambu dan
kayu dengan atap ilalang.
Pada tahun-tahun selanjutnya, benteng diperkuat menjadi bangunan yang lebih
permanen dengan tujuan agar lebih menjamin keamanannya. Setelah selesai bangunan
benteng yang telah disempurnakan tersebut diberi nama Rustenburg yang berarti
“Benteng Peristirahatan”.
Salah Satu Teras Benteng Vredeburg |
Berkat terjadi gempa dahsyat tahun 1877 di Yogyakarta, Benteng Rustenburg
serta bangunan lain banyak runtuh. Akhirnya bangunan tersebut dibangun kembali.
Benteng Rustenburg dibenahi di beberapa bagian bangunan yang rusak. Setelah
selesai bangunan benteng yang semula bernama Rustenburg diganti menjadi
Vredeburg yang berarti “Benteng Perdamaian”. Nama ini diambil sebagai
manifestasi hubungan antara Kasultanan Yogyakarta dengan pihak Belanda yang
tidak saling menyerang waktu itu.
Sungguh, sejarah di masa lalu mempunyai makna yang sangat bernilai bagi
kita yang bisa memahaminya dengan baik.
Komentar